- OLEH:
- SEKRETARIS JENDERAL PENGURUS BESAR NAHDLATUL WATHAN - DIREKTUR PASCA SARJANA UIN MATARAM (H. FAHRURROZI DAHLAN. QH)
-
Yaa Man Yaruumul Kitab: Urgensi Gramatika Bahasa Arab dalam Berdialektika dengan Kajian Turats Perspektif Maulanassyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanany al-Mashyur.
بسم الله وبحمده
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
انشد مولانا الشيخ محمد زين الدين ابن عبد المجيد الأنفنانى شعرا:
يامن يروم الكتاب أو حديث النبي #
بغير نحو وصرف اقصرن يا غبى
انت حمار الكتاب وحديث النبي#
انت أضر من الحكيم (توما) الغبي
Ya man yaruumul kitaaba aw hadiisan nabi # bi ghairi nahwin wa sharfin Uqsuron ya Gobi
Anta himaarul kitaabi Aw hadisinnabiy # Anta Adhorru minal hakimi tuumal Gobi.
Duhai siapa yang menginginkan faham Al-Qur'an atau Hadis Nabi # Tanpa mengilmukan ilmu nahwu dan Sharaf, mundurlah duhai si Dungu!
Anda laksana keledai pemikul kitab Al-Qur'an atau hadis Nabi # Anda Lebih berbahaya dari sang Hakim Tuma yang Tolol Dungu.
Nilai Keislaman dan kebangsaan dalam syair ini.
Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid AL-MASYHUR adalah sang penyair ulung, sang ahli arudh dan qawafi. Terlihat dari syair-syair yang beliau gubah, amat sangat membutuhkan konsentrasi tinggi untuk dapat memahami kandungan dan makna dari butiran butiran mutiara yang selip dalam kata demi kata dalam karya Maulanassyaikh.
Salah satu diantaranya gubahan syair beliau yang jarang dilagukan oleh Santri NW adalah syair tentang pentingnya mempelajari ilmu nahwu (Gramatika Sintaksis) dan Ilmu Sharaf ( ilmu morfologi) yang sesungguhnya syair ini beliau tulis langsung dalam dua kitab utama karya Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid AL-MASYHUR.
- Syair ini dimuat dalam kitab Attuhfah al-anfenaniyyah Syarah annahdhah azzainiyyah. Halaman 7.
- Syair ini dimuat lagi di Kitab Bughyatul Mustarsyidin bi Tarjamatil aimmatil mujtahidin Radhiyallahu anhum, Maha Karya Maulanassyaikh Hasan Muhammad al-Massyath. halaman 94. di mana posisi Maualanassyaikh dalam kitab ini sebagai an-Nasyir- pentahqiq dan memberikan catatan kaki (footnote) dalam karya maha guru beliau.
Maulanassyaikh menegaskan dalam kata pengantar kitab Bughyah ini sebagai berikut:
فما كان من كلام الشيخ قلنا إه منه وما كان منقولا عن غيره من العلماء الأعلام كتبنا فى آخره اه الناشر (ص: ٢)
Pertama: Penggilan kemuliaan bagi semua generasi penerus.
Maulana Syaikh memanggil dengan ungkapan:
يا من يروم
Duhai siapa saja yang menginginkan kesuksesan. Siapa saja yang mengharapkan keberuntungan. Siapa saja yang ingin sukses di masa depan. Itulah kira-kira cakupan makna Ya man Yaruumu itu.
Redaksi ini dipilih oleh Maulana Syaikh untuk memberikan support dan motivasi bagi semua elemen anak bangsa agar dapat mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya demi kesuksesan masa depan.
Kedua: Penguatan pemahaman terhadap Dua Pokok inti Ajaran Islam.
Maulana Syaikh menegaskan dua sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan al-hadis. Dua ini menjadi pokok segala sesuatu dari ajaran Islam. Maka itu sebabnya Maulana Syaikh menegaskan siapa saja yang ingin memahami dan mendalami ajaran pokok Islam yang tertera dalam Al-Qur'an dan al-hadis maka belajar lah melalui pendalaman ilmu alat bahasa Arab yaitu Nahwu dan Sharf.
Ini sangatlah penting bagi semua generasi penerus bangsa Untuk mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan bahasa. Khususnya Gramatika Bahasa Arab. Urgensinya inilah yang menjadi alasan substansi Maulana Syaikh menganjurkan kepada para. Santri nahdhah untuk maju dan memperkuat ilmu nahwu dan Sharaf itu.
Ketiga: Urgensi pemehaman tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Ilmu nahwu dan ilmu Sharaf adalah dua asal usul pengetahuan. Nahwu bapak nya Sharaf itu ibunya. Ini dipertegas oleh Maulana Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid AL-MASYHUR dalam kitab beliau, Attuhfah al-Anfenaniyyah, halaman 5.
النحو يا فتى أبو العلوم # والصرف أمها لدى العموم
فزوجنهما على استعجال # لينتجا بأنجب الأنجال.
Nahwu itu bapak nya ilmu pengetahuan, sementara ilmu Sharaf ibunya untuk kalangan umum.
Maka segeralah kawinkan antara ibu bapak itu ( nahwu dan Sharaf) # agar lahir teraih anak - anak yang tercerdaskan.
Bahkan beliau menambahkan lagi:
والنحو أولى أولا أن يعلما # إذ الكلام دونه لن يفهما
Nahwu lebih prioritas utama untuk dipelajari, karena tanpa ilmu nahwu pembicaraan susah untuk dapat difahami. Inilah esensi kenapa Maulana Syaikh menegaskan pentingnya mempelajari ilmu nahwu dan Sharaf itu.
Keempat: Eksistensi Orang Bodoh dan Hakim Tuma yang Menyesatkan.
Maulanassyaikh ingin menegaskan bahwa orang yang tak faham ilmu nahwu dan Sharaf kemudian belajar Alquran dan hadis dan kitab kitab kuning yang lain. Maka akan mengakibatkan kesesatan hukum dan kesesatan pemahaman.
Maulanassyaikh menegaskan.اقصرن يا غبى
Mundur wahai sang Tolol.
Ketololan berdampak pada keputusan hukum, laksana hakim Tuma yang Tolol saat memberikan keputusan hukum. Maulanassyaikh menegaskan sekaligus menceritakan ulah hakim Tuma, Suatu saat hakim Tuma ini membaca kitab gundul, karena dia tak faham ilmu nahwu dan Sharaf dia baca redaksi kitab itu.
الحبة السوداء دواء من كل داء.
Karena dia tak faham ibarat, hakim Tuma ini membacanya dengan redaksi.الحية السوداء دواء من كل داء.
Implikasinya sangat berbahaya, karena tadinya untuk menyembuhkan penyakit-penyakit justru membuat kematian.
Yang tadinya artinya Biji-bijian Hitam (jintan dan sejenisnya) itu obat dari segala penyakit. Tapi karena salah baca, jadinya Ular Hitam obat dari segala penyakit. Itulah gambaran kenapa ilmu nahwu dan Sharaf itu sangat penting dalam memahami sumber utama ajaran Islam.
Kelima: Himar al-Kitab - Himar al-hadis: Sindiran Telak bagi Penyebar Hukum tanpa integritas keilmuan.
Maulanassyaikh mempertegas bahwa orang yang memiliki posisi strategis namun tak memiliki kapasitas keilmuan tak ubahnya seperti hemar, keledai, hewan yang hanya disuruh dan tak ada logika berpikir dan inilah yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an,
كمثل الحمار يحمل أسفارا (الآية).
Penegasan ilmiah Maulanassyaikh ini menunjukkan betapa urgensi nya ilmu nahwu dan dalam berdialektika dengan kajian turats Islam.
Justru itulah, pondok pesantren Nahdlatul Wathan sangat konsen untuk menjadikan kajian ilmu nahwu dan Sharaf dalam kurikulum kepesantrenan. Dan di sinilah distingsi pesantren NW dengan pesantren yang lain.
Demikian makna yang terkandung dalam syair karya Maulanassyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid AL-MASYHUR. Semoga berkah untuk kita semua.
Download Lagu Perjuangan NW: PBNW
alhamdulillah
BalasHapus