Syaikh Hasan Muhammad Almasysyath (1317-1399 H) - NW KALTIM

Syaikh Hasan Muhammad Almasysyath (1317-1399 H)

Syaikh Muhammad bin Hasan bin Muhammad Almasysyath Alfaqih, Almuhadits Alusuly yang bergelar "Syaikhul Ulama" (gurunya para ulama). Lahir di Makkah Almukarramah tanggal 3 Sawwal  1317 H.

Nasab beliau adalah dari keturunan keluarga Almasysyath, yang telah lahir dari keluarga ini ulama-ulama besar seperti syaikh Abdul Qodir Almasysyath; syaikh Muhammad bin Abbas Almasysyath (ayah beliau); syaikh Ahmad Almasysyath salah seorang ulama terkemuka abad 13 Hijriyyah yang biografinya terabadikan dalam kitab "Nihayatu Khazanil Adab" yang diterbitkan di percetakan Bulaq-Mesir tahun 1299 H.

  1. Menuntut ilmu

Syaikh Hasan al Masysyath pertama-tama belajar pada orang tuanya, semangat dan perhatian orang tua beliau sehingga menjadikan beliau sebagai seorang ulama besar pada zamannya, beliau bercerita tentang dirinya dalam beberapa lembar catatan pribadi beliau yang telah dibukukan oleh beberapa muridnya.

aku hidup dan besar dalam pengawasan orang tauaku yang merupakan pemimpin dari keluarga kami "keluaga almasysyath". Sampai aku berumur 9 tahun. Kemudian ayahku mengirimku kesalah satu Kuttab di daerah kami untuk belajar Tajwid Alqur'an, menghitung, membaca dan menulis.

Kemudian ayahku memasukkanku di madrasah Saulatiyyah pada tahun 1329 H untuk mendalami ilmu agama, berkhidmat pada guru dan ulama yang mengajar didalamnya, sebuah madrasah yang didirikan oleh seorang da'i yang sholeh lagi bertaqwa yaitu syaikh Rahmatullah bin Khalil Alhindy Addahlawy pada tahun 1292 H.

Syaikh Hasan al Masysyath selama di madrasah Saulatiyyah belajar sangat tekun dengan memfokuskan diri pada bidang bahasa seperti Nahwu, Sorof, Balagoh dan Adab. Kemudian pindah kedasar-dasar cabang ilmu yang lain seperti Fiqih, Hadits, Ulumul Hadits, Tafsir dan lainnya.

Diantara kelebihan beliau adalah berusaha menghafal diluar kepala semua matan yang dipelajarinya sehingga para guru di Saulatiyyah mempercayainya sebagai asisten dan ditugaskan untuk mengajar murid-murid yang lain ketika guru berhalangan.

Selama belajar di Saulatiyyah dan keliling mencari guru dan belajar di Mekkah, syaikh Hasan al Masysyth merasa tidak puas hati sehingga beliau memutuskan untuk musafir ke negara luar Hijaz seperti Mesir dan Sudan.

Pada tahun 1364 H. beliau musafir ke negara Sudan untuk memenuhi panggilan seorang yang sangat cinta kepada ulama yaitu Syaikh Sayyed Ali Mairginy dan bermukim di Sudan selama 5 bulan dan tinggal di Kahtoum (tempat tinggal penulis sekarang).

Selama di Sudan selain memberi kuliah umum dan pengajian pada masyarakat, beliau juga mnyibukkan diri dengan menemui ulama-ulama besar Sudan pada waktu itu untuk belajar dan mengambil Sanad serta ijazah kepada mereka.

Kemudian setelah 5 bulan di Sudan beliau melanjutkan perjalanan musafirnya ke negara Mesir untuk belajar dan mengajar serta mencari sanad dan ijazah pada ulama besar mesir, pada kesempatan itu Syaikh Hasan Almasysth berjumpa dengan Imam Zahid Alkautsary seorang pemimpin ulama dinasti Utsmaniyyah yang bergelar Imam Asy'ary pada zaman akhir karena luas ilmu pengetahuannya, juga berjumpa dengan Syaikh Salamah Al quda'ie, Syaikh Muhammad Al khadr Husain, Syaikh Mustafa Hamamy bahkan Syaikh Hasan al Masysyath mengaku telah menjumpai Syaikh Albajury dan mengambil sanad kepada beliau waktu itu.

Selain ke Mesir dan Sudan Syaikh Hasan Alamsysyath juga rihlah ke Syam dan Libanon kemudian kembali ke Mesir pada tahun 1377 H. ketika ke Libanon bertemu dan mengambil sanad kepada Syaikh Muhammad al Araby al Azuzy (Mufti agung Bairut), sedangkan di Syam bertemu dan mengambil sanad kepada syaikh Abdul Aziz Uyun Assud Mufti Hamas (Syiria), kemudian bertemu syaikh Abdul Fattah Abu Guddah, syaikh Soleh al Farfur dan lainnya.

kemudian setelah beberapa lama di Syiria beliau kembali lagi ke Mesir selama kurang lebih satu bulan dan kemudian kembali ke negara kelahirannya Mekkah al Mukarramah dengan membawa beberapa kitab yang penting dan jarang ditemui di tempat lain.

  1. Guru-guru beliau dalam riwayat dan sanad

Adapun guru-guru beliau sangatlah banyak, beliau meriwayatkan dan mengambil sanad kepada ulama besar zamannya. Sanad aly (tinggi) beliau dapatkan dari beberapa ulama sepuh seperti syaikh al Bajury dan syaikh Sayyid Ahmad Zaini Dalan.

Sedangkan sanad Nazil (rendah) beliau telah meriwayatkan dari ratusan ulama dan 53 diantaranya disebutkan dalam kitabnya "Tsabat al Kabir" dan selain itu juga dijelaskan dalam kitabnya "al Irsyad Bizikri Ba'di Maa ly Minal Ijazati wal Isnad".

Syaikh Hasan al Masysyath memilki beberapa guru besar yang istimewa dihatinya dan menjadi rujukan dalam setiap perkara, dimana mereka sangat berpengaruh dalam ilmu dan kepribadian beliau, selalu dsebut dan disanjung dalam majelis-majelisnya. Diantaranya adalah syaikh Abdurrahman al Dahhan, dalam kitab "al Irsyad" beliau menuturkan:

saya selalu mngikuti dan mendengar pengajian guru kami tercinta dan penuh berkah syaikh Abdurrahman al-dahhan kitab sohih muslim, dalam pelajarannya beliau menjelaskan dengan baik dan menceritakan ketinggian dan kebaikan salafussoleh, dan aku sangat gembira karena selalu di tunjuk sebagai muqri' (pembaca) kitab soheh muslim, kebahagiaan itu tidak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata. Begitu juga dengan kitab-kitab yang lain.

Kemudian guru yang paling berpengaruh adalah syaikh Habibullah al Sanqity bin Ma'yaby (1364 H). beliau bertemu dengannya di Mesir, syaikh Hasan al Masyath bercerita tentang gurunya yang satu ini:

…aku membaca padanya banyak kitab dan memberikan ijazah serta sanadnya kepadaku, aku telah membaca padanya kitab Nazam Thalaat al Anwar dan Nazam Maraqy Assuud, keduanya dikarang oleh sayyid Abdullah bin Ibrahim al Alawy, dan mengijazahkannya kepadaku dengan sanad yang bersambung kepada pengarang kitab tersebut, aku juga membaca padanya kitab Nazam Addalil Assalik ila Muwatta' Imam Malik, dan kitab Shahih al Bukhari serta kitab-kitab lainnya….

Dari syaikh Habibullah al Sanqity inilah beliau menerima ijazah semua sanad yang dimilikinya. Diantara kitab yang paling penting adalah kitab "Fihris al Faharis" yang diterima langsung oleh syaikh Habibullah al Sanqity dari gurunya syaikh al Hafiz Abdul Hay al Kitany dan kitab tersebut disusun atas permintaan syaikh Habibullah al Sanqity sendiri.

Namun lebih dari itu ternyata syaikh Hasan al Masystah juga meriwayatkannya langsung kepada syaikh Abdul Hay al Kittany, dalam kitabnya "Atsbat al Kabir" halaman 171-178 tertera sanad dan ijazahnya yang diterima ketika syaikh Abdul Hay al Kittany melaksanakan haji pada tahun 1350 H.

Kitab "Fihris al Faharis" adalah kitab yang mengumpulkan sanad pengarangnya kepada 1200 kitab yang terdiri dari kitab Tsabat, Ma'ajim dan Masyikhot di seluruh dunia. Alhamdulillah kitab ini telah penulis terima sanad dan ijazahnya dari syaikhina Dr. Aly Jum'ah (mufti besar Mesir) dari guru beliau syaikh al Hafiz Attijany dari Imam Abdul Hay bin Muhammad bin Abdul Kabir al Kitany Alfasy (pemilik kitab), walillahil hamd.

Dalam kitab Atsbat al Kabir halaman 143-149 syaikh Hasan al Masysyath menjelaskan bahwa beliau juga menerima dari syaikh Habibullah Assanqity kitab-kitab Atsbat lainnya seperti Al Minahul Badiyyah fi Asanid Aliyyah (syaikh Alfasy), Uqul Allaaly fi Asanid al Awaly (Ibnu Abidin), Qotfu Atstumar (syaikh Soleh al Umari), al Hadil Murid Lituruqil Asanid (syaikh Yusuf Annabhani) yang didalamnya sanad kepada 40 kitab Atsbat, dan lainnya. kemudian pada halaman 144 beliau menjelaskan sanad beliau dengan ijazah Ammah kepada kitab-kiab Hizib, Award, Azkar, Asrar ulama al-Abror.

  1. Murid-murid beliau

Adapun murid beliau sangatlah banyak dan semua menjadi ulama, itulah sebabnya beliau diberi gelar "Syaikhul Ulama" (gurunya para ulama) karena keberhasilannya mengeluarkan ulama, baik dari negara Arab maupun di luar Arab, diantara murid beliau yang paling berkesan dan paling jelas tingkat keilmuannya adalah sebagai berikut:

  1. Almagfurlahu Maulana Asysyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid al Fansyaury al Ampenany, pendiri organisasi NW dan Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan.
    Merupakan murid yang paling dekat dan paling disayangi.
  2. Al Arif Billah Syaikh Solih al Ja'fary (Mesir), imam Jami' al-Azhar, pendiri Tarekat Alja'fariyyah Almuhammadiyyah.
    Dalam kitab sanadnya yang berjudul "Aljawahir Alqowaly fi Asanid Imam Alazhary Asysaikh Aoleh Alja'fary" dalam mukaddimahnya menyebutkan bahwa beliau belajar dan mengambil sanad dari syaikh Hasan Muhammad al Masysth.
    Tarekat Al-ja'fariyyah hampir sama dengaN organisasi NW. kalo NW memiliki madrasah dimana-manA maka tarekat Al-ja'fariyyah memilki masjid dimana-mana.
  3. Almutafannin Amusnid Asysaikh Muhammad Yasin bin Isa Alfadany, menjadi rujukan ulama dalam bidang Sanad dan riwayat pada zamannya sehingga beliau bergelar "Al-mutafannin" (yang menguasai segala bidang), Alfaqih Alusuly, dan lainnya.
    guru kami Maulana Asysyaikh Dr. Aly Jum'ah (Mufti Agung Mesir) mengungkapkan dalam mukaddimah kitab "Tuhfatul Murid ala Jawharat Attauhid" bahwa syaikh Yasin Alfadany adalah "Musnidul Alam" (orang yang memiliki sanad terbanyak di dunia).
  4. Asysyaikh Prof.Dr. Sayyid Muhammd Alawy Almaliky, pengarang kitab "Mafahim Yajibu an Tusahhah" yang bergelar "Khadimussunnah Bibaladil Haram"
    seorang pakar dalam bidang Hadits dan menjadi rujukan dalam fatwa-fatwanya.
  5. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

  1. Karya-karya beliau

Disamping mengajar di Masjidil Haram dan madrasah Assaulatiyyah beliau juga termasuk sangat produktif dalam menulis kitab, dimana kitab-kitab yang beliau susun dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan mulai dari Fiqih, Hadits, Ulumul Hadits, Ilmu Sanad, Syarah, dan Ta'liq dan lainnya. diantara karya beliau yang paling terkenal adalah:

  1. Aljawahir Atstsaminah Min Adillati Alimil Madinah dalam ilmu (Usul Fiqh mazhab Maliki), dikarang tahun 1341 H.
  2. Inarat Adduja fi magazy khairil wara, sayarah dari kitab manzumatul magazi yang dikarang oleh Imam Ahmad bin Muhammad Albadawi Assanqity. Selesai dikarang tahun 1360 H.
  3. Raful Astar an Mahya Almukhaddarat Talat al Anwar, dalam ilmu Mustalahul Hadits dikarang tahun 1349 H.
  4. Attaqrirat Aststsaniyyah fi Syarhi Manzumat Albayquniyyah, dalam ilmu Mustalaahul Hadits, dikarang tahun 1350 H.
  5. Attuhfat aststaniyyah fi ahwal alwaratsatil arbainiyyah, dalam ilmu Faraidh, dikarang tahun 1346 h. kitab inilah inilah yang menjadi cikal bakal kitab nazam nahdatuzzainiyyah dan syarah nya tuhfatul ampenaniyyah, keduanya oleh syaikh zainuddin abdul majid .
  6. Is'af ahlil iman biwazaif syahri ramadhan, di karang tahun 1355 H.
  7. Is'af Ahlil Islam Biwazaif Alhaj ila Baitil Haram, dikarang tahun 1379 H.
  8. Albahjatuststaniyyah fi Syarhil Kharidah, Syarah Nazam Imam Dardiry dalam ilmu Tawhid, dikarang tahun 1386 H.
  9. Al arbauna haditsan fi Abwabin Syatta fi Attargib wa Attarhib, kumpulan 40 Hadits yang menjelaskan tentang Targib dan Tarhib, dikarang tahun 1397 H.
  10. Nasaih Addiniyyah wa Wasaya Amah, kumpulan nasehat-nasehat beliau, dikarang tahun 1398 H.
  11. Bugyatul Musytarsyidin fi Tarjimat Aimmatil Mujtahidin, kumpulan sejarah dan biografi empat Imam mazhab, dikarang tahun 1383 H.
  12. Alhudud Albahiyyah fi Qawaid Almantiqiyyah.
  13. Alirsyad Bizikri Ba'di maa lii Minal Ijazati wal Isnad, kumpulan Sanad dan ijazah beliau dari guru-gurunya, dikarang tahun 1370 H. kemudian setelahnya disusun lagi dan ditambah beberapa sanad dan biografi guru-gurunya dengan judul Atsbat Alkabir.
  14. Ta'liqot Asysyarifah al Lubbil Usul, dalam ilmu Usul Fiqh.
  15. Hukmusysyariah Almuhammaiyyah, dikarang tahun 1373 H.

  1. Wafat

Syaikh Hasan Mumammad al Masysyath diakhir hayatnya  berusaha keras untuk membangaun masjid disamping rumahnya sebagai tempat beribadah dan tempat belajar al Qur'an untuk anak-anak yang tinggal disekitar rumahnya, pada permulaan pembangunan mendapat simpatisan dari beberapa orang dan yang menjadi pimpinan penyelenggara pembangunan tersebut diserahkan kepada anaknya Ahmad bin Hasan al Masysyath.

Dan tepat pada tahun 1367 H masjid tersebut sudah bisa dipakai untuk melaksanakan solat dan kegiatan ibadah lainnya, seperti solat Teraweh berjammah, dan mengajar Hadits serta menerima murid-murid beliau yang mengambil sanad kepada beliau, kegiatan itu terus berlanjut sampai pada suatu ketika beliau mendadak sakit sehingga dengan segera dilarikan ke rumah sakit Ahmad Zahir, menurut keterangan dokter beliau terserang penyakit yang merusak bagian saraf pada otaknya.

Keadan tersebut terus berlanjut dan membuat murid-muridnya tidak bisa menziarahinya kecuali beberapa orang terdekatnya hingga tepat pada hari rabu tanggal 7 Syawwal 1399 H beliau kembali kerahmat Allah SWT. Dan dimakamkan di perkuburan Ma'la.

Berita kewafatan beliau segera tersebar keseluruh makkah bahkan keluar negeri, yang membuat sedih semua keluarga, dan murid-muridnya di berbagai tempat.

Kesedihan tersebut yang paling dirasakan oleh selain keluarganya adalah murid kesayangan beliau yaitu Syaikh Zainuddin Abdul Madjid, dalam salah satu surat yang dikirimkan oleh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid kepada Pentahkik kitab "al Jawahir Atstsaminah" kemudian diabadikan dalam mukaddimah kitab tersebut pada halaman 72 mengatakan:

وأما مدى الحزن العميق الذي تركه بين أبنائه الطلاب في أقصى الشرق والغرب فقد عبر عنه بصدق علامة إندونيسيا الشيخ محمد زين الدين عبد المجيد في طياط خطابه السابق بقوله:
((...أما أخوكم الفقير الضعيف فلا يستطيع أن يسطر شيئا لشدة ما انتابه وأذهله برحيل إمامنا الفقيد، إمام الكل في الكل في آن كان المحبون المخلصون، والمجاهدون المرابطون، لفي احتياج إلى درر إرششاداته، وغرر توجيهاته الحسنية، والله يعلم أنه إذا أراد أن يمسك القلم للكتابة فاضت عيون الدموع ، ودموع العيون....
هذا والآن إمامنا العطوف العارف  عند ربه تغمده الله برحمته ، فمن ذا الذي ينوب منابه، ومن ذا الذي يوازيه في حسن التربية وتمام الشفقة والإخلاص لطلبته، ولمحبه ولأمة أجمع، إن الله على كل شيء قدير )) 

Artinya:

Adapun kepiluan yang dalam yang membekas dalam diri murid-muridnya, baik di timur maupun barat, maka telah digambarkan oleh tokoh ulama Indonesia Asysyaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang dituangkan dalam surat yang (kami terima) tadi, beliau mengatakan:

…dan adapun saudaramu ini (Syaikh Zainuddin), tidak mampu melakukan sesuatu karena kuatnya perasaan pilu, yang diakibatkan wafatnya imam kami tercinta, beliau adalah imam dari semua imam, yang tercinta dan ikhlas, seorang mujahid yang gigih, sungguh (kami) masih sangat membutuhkan mutiara-mutiara nasehat dan petunjuknya yang mulia, dan Allah Maha MengetahuI bahwa diri ini disetiap ingin mengambil pena untuk menulis, air matapun menetes dan menangis…

Sekarang imam kita telah berada di sisi Tuhannya, semoga Allah memberi rahmat padanya, tapi siapa yang akan menggantikan kedudukannya, siapa yang mampu mewarisi kesempurnaannya dalam memberi pendidikan, ketinggian rasa kasih sayang dan ikhlasnya terhadap murid-muridnya, para pencintanya dan umat sekalian…, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu….

-----------------------------------
Oleh: M khairul faridi, Lc.
-----------------------------------

  • Menuntut ilmu
  • Guru-guru beliau dalam riwayat dan sanad
  • Murid-murid beliau
  • Karya-karya beliau
  • Wafat

2 komentar: